Rabu, 14 Maret 2012

ASAL USUL KOTA KUNINGAN

Sejarah singkat Kuningan Jawa Barat :

Diperkirakan sekitar 3500 tahun Sebelum Masehi sudah terdapat
kehidupan manusia, hal ini didasarkan pada peninggalan yang ditemukan
di wilayah Kuningan, Jawa Barat.
Salah satu bukti peninggalan tersebut terdapat di Kampung Cipari,
Kelurahan Cigugur ketika pada tahun 1972 ditemukannya peninggalan
dengan indentifikasi sebuah peti kubur batu, perkakas dari batu dan
keramik.

Diperkirakan pada masa itu terdapat pemukiman manusia yang telah
memiliki kebudayaan tinggi.
Suatu pemukiman manusia tersebut baru terwujud dalam bentuk suatu
kekuatan politik seperti halnya negara, sebagaimana dituturkan dalam
cerita Parahyangan dengan nama Kuningan.
Negara atau Kerajaan Kuningan tersebut berdiri setelah dinobatkannya
Seuweukarma sebagai Raja atau Kepala Pemerintahan yang kemudian
bergelar Rahiyang Tangkuku atau Sang Kuku yang bersemayam di Arile
atau Saunggalah.

Seuweukarma menganut ajaran "Dangiang Kuning" dan berpegang kepada
"Sanghiyang Dharma" (ajaran Kitab Suci), serta "Sanghiyang Riksa"
(sepuluh pedoman hidup). Ekspansi kekuasaan Kuningan ada zaman
kekuasaan Seuweukarma menyeberang sampai negeri Melayu.
Pada saat itu masyarakat Kuningan merasa hidup aman dan tenteram di
bawah pimpinan Seuweukarma yang bertahta sampai berusia lama.
Perkembangan Kerajaan Kuningan selanjutnya seakan-akan terputus, dan
baru pada tahun 1175 Masehi muncul kembali.

Kuningan pada waktu itu menganut agama Hindu di bawah pimpinan Rakean
Darmariksa dan merupakan Daerah Otonom yang masuk wilayah kerajaan
Sunda yang terkenal dengan nama Pajajaran, dan termasuk Cirebon pada
tahun 1389 Masehi masuk kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Namun pada abad
ke-15 Cirebon sebagai kerajaan Islam menyatakan kemerdekaannya dari
Pakuan Pajajaran.

Pada tahun 1470 Masehi datang ke Cirebon seorang Ulama Besar agama
Islam yaitu Syeh Syarif Hidayatullah putera Syarif Abdullah dan ibunya
Rara Santang atau Syarifah Mo'Daim putera Prabu Siliwangi. Syarif
Hidayatullah adalah murid dari Sayid Rahmat yang lebih dikenal dengan
nama Sunan Ngampel yang memimpin daerah Ampeldenta. Kemudian Syeh
Syarif Hidayatullah ditugaskan oleh Sunan Ngampel untuk menyebarkan
agama Islam di daerah Jawa Barat, dan mula-mula tiba di Cirebon yang
pada waktu Kepala Pemerintahan Cirebon dipegang oleh Haji Doel Iman.

Pada waktu 1479 Masehi Haji Doel Iman berkenan menyerahkan kedudukan
Kepala Pemerintahan Cirebon kepada Syeh Syarif Hidayatullah setelah
menikah dengan puterinya. Karena terdorong oleh hasrat ingin
menyebarkan agama Islam, pada tahun 1481 Masehi, Syeh Syarif
Hidayatullah berangkat ke daerah Luragung yang masuk wilayah Cirebon
Selatan yang pada waktu itu dipimpin oleh Ki Gedeng Luragung yang
bersaudara dengan Ki Gedeng Kasmaya dari Cirebon, selanjutnya Ki
Gedeng Luragung memeluk agama Islam.

Pada waktu Syeh Syarif Hidayatullah di Luragung datanglah Ratu Ontin
Nio isterinya dalam keadaan hamil dari negeri Cina (bergelar : Ratu
Rara Sumanding) ke Luragung, dari Ratu Ontin Nio alias Ratu Rara
Sumanding lahir seorang putera yang tampan dan gagah yang diberi nama
Pangeran Kuningan. Setelah dari Luragung, Syeh Syarif Hidayatullah
dengan rombongan menuju tempat tinggal Ki Gedeng Kuningan di Windu
Herang.

Syeh Syarif Hidayatullah menitipkan Pangeran Kuningan yang masih
kecil kepada Ki Gedeng Kuningan agar disusui oleh istri Ki Gedeng
Kuningan, karena waktu itu Ki Gedeng Kuningan mempunyai putera yang
sebaya dengan Pangeran Kuningan namanya Amung Gegetuning Ati.
Syeh Syarif Hidayatullah pada saat itu berkesempatan pula mengganti
nama Amung Gegetuning Ati.menjadi Pangeran Arya Kamuning serta beliau
memberikan amanat bahwa kelak di mana Pangeran Kuningan sudah dewasa
akan dinobatkan menjadi Adipati Kuningan. Setelah Pangeran Kuningan
dan Pangeran Arya Kamuning dewasa, diperkirakan tepatnya pada bulan
Muharam tanggal 1 September 1498 Masehi, Pangeran Kuningan dilantik
menjadi Kepala Pemerintahan dengan gelar Pangeran Arya Adipati
Kuningan dan dibantu oleh Arya Kamuning. Maka sejak itulah dinyatakan
sebagai tanggal titik tolak terbentuknya Pemerintahan Kuningan yang
selanjutnya ditetapkan menjadi tanggal Hari Jadi kota Kuningan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar